PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MADRASAH ALIYAH PUTRA AS’ADIYAH PUSAT SENGKANG
PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MADRASAH ALIYAH
PUTRA AS’ADIYAH PUSAT SENGKANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Pra Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.I) Pada Program Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAI As’adiyah Sengkang
Oleh :
A S R I Y A D I
NIM: 0622 0076
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AS’ADIYAH SENGKANG
2011
ABSTRAK
Nama : ASRIYADI
NIM : 06220076
Judul Skripsi : Peranan Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang
Penelitian ini bertolak dari permasalahan pokok sebagai berikut: Bagaimana peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran? Kemudian Faktor apakah yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas?.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah library research, suatu metode yang dipergunakan dengan jalan menelaah beberapa buku literatur yang berkaitan untuk dijadikan bahan uraian dalam pembahasan skripsi ini. Kemudian metode yang digunakan yaitu melalui field research yakni metode yang digunakan dengan jalan mendatangi secara langsung objek yang menjadi sasaran penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang adalah dapat menciptakan susana belajar yang kondusif, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.(2) Faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas secara umum ada empat yaitu pertama, faktor guru yang meliputi tipe kepemimpinan guru, gaya mengajar guru yang monoton, kepribadian guru, pengetahuan guru, dan pemahaman guru tentang siswa; kedua, faktor siswa; ketiga, faktor kurikulum, dan yang keempat faktor lingkungan, oleh karena itu mengingat betapa berperannya manajemen kelas dalam proses belajar mengajar maka sangat dituntut kepada setiap tenaga edukatif dalam hal ini adalah guru harus terus berupaya meningkatkan keprofesionalannya dalam menerapkan manajemen kelas guna peningkatan mutu pembelajaran.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuatkan, atau dibantu orang lain, baik secara keseluruhan maupun sebagian, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Sengkang, 30 Juli 2011
A S R I Y A D I
NIM. 0622 0076
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing skripsi saudara Asriyadi Nim : 06220076 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) As’adiyah Sengkang, setelah dengan saksama meneliti, mengoreksi Skripsi yang bersangkutan dengan Judul “Peranan Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang”.Memandang bahwa Skripsi tersebut telah memenuhi syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut
Sengkang, 30 Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. K.H. Abu Nawas Bintang Drs. H. M. Yusuf Razaq, M.Pd
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Peranan Manajemen Kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang”, yang disusun oleh: Asriyadi, NIM: 06220076, mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) As’adiyah, telah diuji dan dipertahankan dalam Sidang Munaqasyahkan yang diselenggarakan pada hari, , 2011 M dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah dengan beberapa perbaikan.
Sengkang, 2011
DEWAN MUNAQISH
Ketua : Drs. H. M. Syuaib Nawang (……………………… )
Munaqisy I : (……………………… )
Munaqisy II : (……………………… )
Pembimbing I : Drs. K.H. Abu Nawas Bintang (……………………… )
Pembimbing II : Drs. H. M. Yusuf Razaq, M. Pd (……………………… )
Diketahui Oleh
Ketua STAI As’adiyah,
Drs. H. Muh. Yunus Pasanreseng, M.Ag
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العا لمين وا لصلاة وا لسلا م على اشرف الانبياء والمرسلين سيد نا محمد و على اله
وصحبه اجمعين. اما بعد
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., Tuhan yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada segenap hamba-Nya yang beriman, atas perkenan dan petunjuk-Nyalah sehingga penulisan skripsi ini dapat terwujud. Shalawat dan taslim semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, karena bimbingannya kepada umat manusia sehingga dapat menemukan jalan lurus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa ridha Allah swt., serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepantasnya kalau penulis menyampaikan syukur dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
- Kedua orang tua penulis yang tercinta, atas segala pengorbanan dan doanya, sehingga penulis dapat menyelasaikan studi hingga di perguruan tinggi STAI As’adiyah Sengkang.
- Drs.H. Muh. Yunus Pasanreseng,M.Ag Ketua STAI As’adiyah Sengkang, beserta staf dan jajarannya.
- Drs. H. Baharuddin Ballutaris,M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI As’adiyah
- Drs.KH. Abu Nawas Bintang dan Drs. H. M. Yusuf Razaq, M. Pd masing-masing sebagai pembimbing pertama dan kedua yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
- Bapak/ Ibu Dosen/Asisten Dosen STAI As’adiyah, beliaulah yang telah bersusah payah mengajar kami mulai dari awal hingga akhir perkuliahan pada jurusan pendidikan Agama Islam STAI As’adiyah Sengkang
- Serta kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikannya mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat adanya.Amin.
Sengkang, 30 Juli 2011
Penulis,
A S R I Y A D I
Nim : 06220076
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………….. vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………………………. ix
BAB I. …. PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………… 1
- Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 4
- Hipotesis……………………………………………………………………………………. 5
- Pengertian Judul ………………………………………………………………………… 6
- Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………………… 7
- Tujuan dan kegunaan Penelitian ……………………………………………. ……. 9
- Metode Penelitian …………………………………………………………………….. 10
- Garis Besar Isi Skripsi ………………………………………………………………. 13
BAB II. … TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN
…………….. KELAS DAN TUJUANNYA
- Pengertian Manajemen Kelas dan Tujuannya………………………………… 15
- Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas………………………… 21
- Bentuk – bentuk Pengelolaan Kelas………………………………………… ….. 27
BAB III. PROFIL MADRASAH ALIYAH PUTRA AS’ADIYAH PUSAT SENGKANG
- Latar belakang berdirinya…………………………………………………………… 30
- Keadaan Guru dan Siswa…………………………………………………………… 36
- Keadaan Sarana dan Prasarana……………………………………………………. 43
BAB IV. PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA IMPLIKASINYA
- Peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang …………………………………………………… ….. 46
- Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Kelas………………. 56
BAB V. … PENUTUP
- Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 62
- Saran ………………………………………………………………………………………. 63
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. ….. 64
ABSTRAK
Nama : ASRIYADI
NIM : 06220076
Judul Skripsi : Peranan Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang
Penelitian ini bertolak dari permasalahan pokok sebagai berikut: Bagaimana peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran? Kemudian Faktor apakah yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas?.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah library research, suatu metode yang dipergunakan dengan jalan menelaah beberapa buku literatur yang berkaitan untuk dijadikan bahan uraian dalam pembahasan skripsi ini. Kemudian metode yang digunakan yaitu melalui field research yakni metode yang digunakan dengan jalan mendatangi secara langsung objek yang menjadi sasaran penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang adalah dapat menciptakan susana belajar yang kondusif, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.(2) Faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas secara umum ada empat yaitu pertama, faktor guru yang meliputi tipe kepemimpinan guru, gaya mengajar guru yang monoton, kepribadian guru, pengetahuan guru, dan pemahaman guru tentang siswa; kedua, faktor siswa; ketiga, faktor kurikulum, dan yang keempat faktor lingkungan, oleh karena itu mengingat betapa berperannya manajemen kelas dalam proses belajar mengajar maka sangat dituntut kepada setiap tenaga edukatif dalam hal ini adalah guru harus terus berupaya meningkatkan keprofesionalannya dalam menerapkan manajemen kelas guna peningkatan mutu pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan sekaligus merupakan wadah melanjutkan pendidikan anak dari lingkungan keluarga. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan yang merupakan kewajiban setiap sekolah sebagai wadah pendidikan formal yang terletak pada proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses tersebut telah tercakup tentang manajemen kelas yang akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa menemukan kendala yang sangat berarti.
Manajemen kelas memiliki peran dalam membantu peserta didik melangsungkan kewajibannya dalam proses pendidikan yang berkaitan dengan motivasi, produktifitas, dan kepuasan. Karakteristik teori manajemen ini, secara garis besar dapat dinyatakan sebagai pengalaman empirik, yaitu adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori yang lain, serta mengakui kemungkinan adanya masalah.
Penerapan manajemen kelas dalam proses belajar mengajar sangat terkait dengan keprofesionalan seorang guru, dalam hal ini merupakan sumber belajar bagi peserta didik. Guru merupakan bagian dari sistem pendidikan menempati posisi yang strategis dalam manajemen kelas dan pengembangan mutu pendidikan anak didik. Oleh karena itu, dituntut semua guru agar dapat memiliki integritas dalam mengelola kelas guna menciptakan proses pembelajaran yang menarik, sistematis, terukur dan terarah guna memudahkan pencapaian tujuan pendidikan.
Menyikapi hal tersebut, guru mengupayakan agar dapat memiliki kecakapan dalam melaksanakan profesinya, khususnya yang terkait dengan sistem manajemen kelas. Dalam pelaksanaan manajemen kelas guru juga perlu memposisikan diri sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang dapat dijadikan teladan bagi mereka dalam proses pencapaian tujuan pendidikan secara optimal.
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efesien dengan hasil yang optimal, sebagai manajer lingkungan belajar, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan teori belajar-mengajar dan teori perkembangan sehingga kemungkinan menciptakan suasana belajar-mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar bagi siswa akan mudah dilaksanakan dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib,dan teratur, prosesnya harus diikuti dengan rapi.[1] Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan cara-cara mendapatkannya yang transparan merupakan amal yang dicintai oleh Allah Swt.
Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu yang agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam, Allah Swt sangat mencintai perbuatan yang dikelola dengan baik karena manajemen yang baik akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. At-Taubah/9: 105:
È@è%ur (#qè=yJôã$# uz|¡sù ª!$# ö/ä3n=uHxå ¼ã&è!qßuur tbqãZÏB÷sßJø9$#ur ( cruäIyur 4n<Î) ÉOÎ=»tã É=øtóø9$# Íoy»pk¤¶9$#ur /ä3ã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ ÷LäêZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÉÎÈ
Terjemahnya:
“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.[2]
Dari ayat diatas, maka dikaitkan dengan sistem manajemen kelas khususnya pendidik dalam proses belajar-mengajar maka dapat dipahami, bahwa guru sebagai edukator akan mengarahkan peserta didiknya dalam memahami sesuatu yang diajarkan membutuhkan tekhnik yang koherensif dalam menyusun strategi mengajar, khususnya strategi dalam pengelolaan kelas yang memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan dalam proses pengajaran yang mengarah kepada aspek kognitif, afektif serta psikomotorik siswa, sehingga dengan demikian siswa dapat mengetahui, memahami serta melaksanakan tujuan khusus setiap mata pelajaran yang dipalajari.
- B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dari skripsi ini adalah peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas. Berdasarkan pokok permasalahan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub pokok masalah yaitu :
- Bagaimana peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang?
- Faktor apakah yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang?
- C. Hipotesis
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut maka dapat dikemukakan hipotesis yang merupakan jawaban sementara yang sangat memerlukan pengaturan tentang benar atau tidaknya hipotesis yang kami ajukan ini, sehingga kedudukannya hanya diduga kebenarannya, maka jawaban sementara dari permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
- Peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang dianggap belum efektif dalam membantu peserta didik melangsungkan kewajibannya dalam proses pendidikan yang berkaitan dengan motivasi, produktif dan kepuasan.
- Faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang berasal dari sekolah itu sendiri (faktor internal) misalnya yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah yang ada kaitannya dengan kebutuhan dalam pengelolaan kelas.
- D. Pengertian Judul
Sebelum membahas lebih lanjut tentang persoalan yang akan dibahas, penulis terlebih dahulu akan memberikan beberapa pengertian dasar, pengertian-pengertian dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
– Peranan : Sesuatu yang memegang pimpinan utamanya dalam terjadinya sesuatu hal.[3]
– Manajemen : Suatu Proses tertentu yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber-sumber lainnya.[4]
– Kelas : Tingkat, ruang tempat belajar di sekolah, kelompok masyarakat, berdasarkan pendidikan, penghasilan, kekuasaan, dan sebagainya.[5]
– Mutu : Nilai keadaan, ukuran keaslian.[6]
– Pembelajaran : Suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.[7]
Dari definisi di atas, maka dapat dipahami bahwa makna secara keseluruhan judul skripsi ini peranan manajemen dalam pengelolan kelas guna peningkatan mutu pembelajaran.
Adapun ruang lingkup pembahasan skripsi ini berkisar pada uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas serta peranannya dalam peningkatan mutu pembelajaran.
- E. Tinjauan Pustaka
Studi tentang peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang, sepanjang telaah penulis belum pernah menemukan hasil penelitian baik berupa skripsi, makalah, serta tulisan karya ilmiah lainnya, Untuk mengetahui secara mendalam tentang bagaimana peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang tentunya tidak terlepas dari pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai manajer dalam meningkatkan mutu pembelajaran, maka penulis merujuk pada beberapa buku atau literatur yang berkaitan langsung dengan materi pokok penelitian ini. Adapun buku-buku yang penulis jadikan sebagai landasan teori, antara lain
- Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik Dan Permasalahannya), yang disusun oleh Wahjosumidjo. Salah satu bagian buku ini berkaitan langsung dengan penelitian yang dilakukan penulis, yakni pada Bab III, menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah sebagai manajer, Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan, Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan langsung, keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
- Manajemen Pengembangan Kurikulum, Oemar Hamalik. Buku ini membahas tentang, konsep pendidikan, konsep manajemen pendidikan, perkembangan pola pendidikan, nilai prosedur sistematik bagi sekolah, peranan dan fungsi tim sistem pendidikan, perkembangan sistem pendekatan sistem pendidikan, pembuatan keputusan dan program perbaikan sistematik.
- Strategi belajar mengajar, yang disusun oleh Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. Buku ini membahas tentang beberapa Strategi belajar mengajar dan utamanya mengenai pengelolaan kelas yang efektif yang menjadi dasar peningkatan mutu pembelajaran.
- Pengelolaan Kelas dan Siswa, yang disusun oleh Dr. Suharsimi Arikunto. Buku ini membahas tentang pengelolaan kelas dan siswa dengan berbagai pendekatan upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
- Kepala Sekolah Profesional, yang disusun oleh E. Mulyasa Buku ini menjelasakan beberapa upaya-upaya yang harus dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai edukator, yang tentunya ini dianggap sangat relevan dengan pembahasan penelitian
Kelima buku ini yang penulis jadikan rujukan disamping buku-buku yang lain yang relevan yang mendukung penelitian ini.
- F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
- Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah
- Untuk mengetahui peranan manajemen kelas dalam peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang.
- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang.
- Kegunaan dari penelitian ini dimaksudkan antara lain sebagai berikut:
- Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana proses pelaksanaan manajemen kelas dengan baik.
- Memberikan kontribusi bagi pendidik atau guru tentang pentingnya pelaksanaan manajemen kelas dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
- G. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah penggabungan antara pemikiran rasional dengan pemikiran secara empiris, artinya pernyataan dirumuskan di satu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan di pihak lain dapat dibuktikan dengan data dan fakta secara empiris yang dilakukan dengan penelitian.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
- Metode Pengumpulan Data.
Untuk mempermudah dalam memperoleh data dilapangan maka penulis menggunakan sejumlah tekhnik pengumpulan data, antara lain :
- Library Research, yaitu suatu metode yang dipergunakan dengan jalan menelaah beberapa buku literatur yang terkait, untuk dijadikan bahan uraian dalam pembahasan skripsi ini. Penelitian perpustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di perpustakaan.[8]
- Field Research,yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data di lapangan dengan jalan mendalami/mendatangi langsung objek yang menjadi sasaran penelitian.[9]
Beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan data pada metode ini antara lain :
1. Observasi yaitu cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui alat bantu yang standar.[10]
- Interview yaitu usaha mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula, dalam hal ini penulis melakukan Tanya jawab.[11]
- Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka penulis mengolah data dengan menggunakan analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh tidak berbentuk angka-angka sehingga tidak disusun secara kualifikasi. Tetapi hanya dengan nilai-nilai teoritis yang dianalisa dalam rangka memecahkan masalah dalam skripsi ini.
- Metode Analisis Data
Dalam tekhnik penyajian analisa data, digunakan metode sebagai berikut :
- Deduktif yaitu penulis menganalisa data-data yang bersifat umum, kemudian diterapkan sebagai kesimpulan dalam hal-hal yang bersifat khusus.[12]
- Induktif yaitu penulis menganalisa data-data yang bersifat khusus, kemudian diterapkan sebagai kesimpulan dalam hal-hal yang bersifat umum.[13]
- Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan tahapan- tahapan yaitu diedit, ditabulasi, dan direvisi. Selanjutnya dianalisa dengan analisis kuantitatif dalam bentuk frekuensi.
- H. Garis Besar Isi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi skripsi ini, maka akan diberikan gambaran secara umum berupa garis-garis besar isi skripsi.
Pada bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi uraian tentang latar balakang masalah, rumusan masalah, sebagai titik sentral pembahasan, lalu pengertian judul, diungkapkan pula metode penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta garis-garis besar isi skripsi
Pada bab II, merupakan tinjauan pustaka yang membahas tentang manajemen dan tujuan pengelolaan kelas yang meliputi, pengertian manajemen kelas dan tujuannya, pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas, serta bentuk-bentuk pengelolaan kelas.
Selanjutnya pada bab III, merupakan profil Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang, sekolah tempat penulis melakukan penelitian yang memuat tentang latar belakang berdirinya, keadaan guru dan siswa serta keadaan sarana dan prasarana.
Bab IV, merupakan hasil penelitian; memuat tentang peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas.
Dan akhir Bab V, Merupakan bab penutup, yang memuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KELAS
DAN TUJUANNYA
A. Pengertian Manajemen Kelas dan Tujuannya
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.[14] Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing pengelolaan. Sedangkan pelaksananya disebut dengan manajer atau pengelola.[15]
Sebelum membicarakan tentang pengertian manajemen atau pengelolaan kelas terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan kelas.
Menurut Oemar Hamalik, “kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan pengajaran dari guru”.[16] Pengertian ini jelas ditinjau dari segi anak didik karena dalam pengertian tersebut ada frase kelompok orang. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto, kelas adalah “sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama”.[17]
Dari kedua pendapat di atas keduanya sejalan karena mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Sedangkan menurut Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut yaitu:
- Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.[18]
- Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.[19]
Berdasarkan dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya kelas merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang dalam melangsungkan proses belajar mengajar.
Menurut Johana Kasim Lemlech sebagaimana yang dikutip oleh Cece Wijya dan Tabrani Rusyan bahwa:
“Classroom management of the orchestration life: planning curriculum, organizing procedures and resoces, arranging the environment to maximize efficiency, monitoring student progress, anticipating potential problems”.[20]
Berdasarkan definisi, dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses belajar.
Studi manajemen mempunyai tiga sasaran pokok:
- Perencanaan kurikulum yang lengkap mulai dari rumusan tujuan, bahan pengajaran sampai pada evaluasi, hal ini dilakukan karena tanpa perencanaan usaha penataan kelas sulit mencapai hasil yang maksimal;
- Pengorganisasian proses belajar mengajar dan sumber belajar sehingga serasi dan bermakna;
- Penataan lingkungan sangat dibutuhkan agar bisa menjadi usaha guru dalam menata kelas agar kelas menjadi merangsang dan penuh akan motivasi untuk memunculkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.[21]
Adapun Menurut Sudirman N, dkk. pengelolaan kelas adalah “upaya mendayagunakan potensi kelas”, dijelaskan lagi oleh Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa:
Manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehinggah waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.[22]
Jadi manejemen kelas adalah kemampuan guru atau wali memanfaatkan potensi kelas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih kreatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.
Definisi di atas, sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa:
Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[23]
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Secara umum manajemen kelas dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang dapat memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Penerapan manajemen kelas produknya dinamis sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan manajemen kelas antara lain:
- Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien;
- Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya;
- Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas untuk perbaikan pengajaran pada masa mendatang.[24]
Menurut Sudirman dkk, tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meningkatkan proses belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi siswa.
Sedangkan Suharsini Arikunto, mengatakan bahwa tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.[25] Sebagai indikator dalam sebuah kelas yang tertib apabila:
- Sikap anak terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena alasan tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
- Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.[26]
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan kondisi suatu kelas menjadi lingkungan belajar yang baik sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai baik pula. Sedangkan tujuan manajemen kelas itu merupakan faktor demi tercapainya tujuan pengajaran.
B. Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka awal pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipahaminya untuk menangani suatu kasus penggunaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya, seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulanginya.
Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, dan tingginya kerja sama di antara anak didik terlihat dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja sesuai dengan pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Dalam hal ini ada beberapa pendekatan seperti berikut:
1.Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan Kelas diartkan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
2.Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman ini atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3.Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu prosesuntuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4.Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas.
5.Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6.Pendekatan perubahan tingkah laku
Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan Psikologi bihaviorial yang mengemukakan asumsi sebagai berikut:
- Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar. Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa mewujudkan tingkah laku yang baik menurut ukuran norma-norma yang berlaku dilingkungan sekitarnya.
- Didalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan (extinction) dan penguatan negatif (negative reinforcement). Asumsi ini mengharuskan seorang wali/guru kelas melakukan usaha-usaha mengulang-ulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (perangsang) bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, terutama dikalangan siswa.[27]
Proses psikologi yang dimaksud adalah penggunaan hukuman, penghapusan dan penguatan negatif. Asumsi ini mengharuskan seorang guru berusaha menyusun program kelas dan suasana yang dapat meransang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa untuk bertingkah laku yang baik.
Untuk membina tingkah laku yang baik, guru harus memberi penguatan positif yang berupa pemberian contoh atau petunjuk yang baik. Sedangkan untuk mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru menggunakan hukuman atau penghapusan (pembatalan pemberian ganjaran yang sebenarnya diharapkan peserta didik).
- Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial.
Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial (socio-emotional climate approach) didalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya, ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan anak didik, atau antara anak didik dengan anak didik. Disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.[28]
8.Pendekatan proses kelompok.
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengemukakan asumsi bahwa:
- Pengalaman belajar disekolah bagi siswa berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
- Tugas guru yang terutama adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif.[29]
Pendekatan ini mengharuskan seorang guru dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan kegiatan yang mengikutsertakan seluruh personal kelas yang diarahkan kepada kegiatan kelompok atau bersama, kemudian guru membina dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan kelompok agar hasilnya lebih baik.
9.Pendekatan elektis dan pluralistik.
Pendekatan electis ini menekankan pada potensionalitas, kreativitas, dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Pengguna Pendekatan itu dalam situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.[30]
Dari berbagai pendekatan manajemen kelas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang guru dalam menjalankan tugasnya dalam hal proses belajar mengajar, khususnya dalam menerapkan manajemen kelas, maka mereka dituntut untuk dapat memahami dan menerapkan berbagai pendekatan yang ada berdasarkan dengan situasi yang dihadapi, guna kelancaran proses belajar mengajar.
C. Bentuk-bentuk Pengelolaan Kelas
Untuk menciptakan suasana belajar, setiap guru sangat penting memperhatikan bentuk-bentuk dalam pengelolaan kelas, agar memudahkan dalam melangsungkan proses belajar mengajar di kelas. Bentuk-bentuk pengelolaan kelas berupa:
- Penataan ruang kelas;
Penataan ruang kelas, guru dapat menggunakan cara :
- Ukuran dan bentuk kelas
- Bentuk dan ukuran bangku dan meja anak didik
- Jumlah anak didik dalam kelas
- Jumlah siswa dalam setiap kelompok
- Jumlah kelompok dalam kelas
- Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai, pria dan wanita).[31]
- Pengaturan tempat duduk
Dalam belajar siswa memerlukan tempat duduk. Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar. Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, tidak berat, bundar, persegi empat panjang, dan sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka siswa akan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam. Sudirman , N mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi berbaris ke belakang.[32]
3.Pengaturan alat-alat pengajaran
Di antara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:
- Perpustakaan kelas
- Alat-alat peraga atau media pengajaran
- Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
- Papan peresensi siswa
4.Penataan keindahan dan kebersihan kelas
Penataan keindahan kelas dapat dikelola dengan berbagai bentuk, di antaranya:
- Hiasan dinding
- Penempatan lemari
- Pemeliharaan kebersihan
5. Ventilasi dan Tata Cahaya
- Ada ventilasi yang sesuai dengan ruang kelas
- Sebaiknya tidak merokok
- Pengaturan cahaya perlu diperhatikan
- Cahaya yang masuk harus cukup
- Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.[33]
Dari beberapa bentuk pengelolaan kelas yang telah dijelaskan di atas, sebagai seorang guru diharapkan dapat meningkatkan kecakapan yang dimiliki khususnya dalam menerapakan bentuk-bentuk pengelolaan kelas tersebut, agar memudahkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB III
PROFIL MADRASAH ALIYAH PUTRA AS’ADIYAH PUSAT SENGKANG
- A. Latar Belakang Berdirinya
Riwayat berdirinya suatu lembaga merupakan peristiwa yang perlu dicatat, sebab riwayat tersebut mengandung makna yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. ia merupakan dasar bagi cita-cita perjuangan dalam perkembangan selanjutnya.
Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang yang terletak didaerah Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo salah satu lembaga pendidikan yang eksistensinya berada dibawah naungan pondok pesantren tertua di Indonesia Timur dikenal dengan nama Pondok Pesantren As’adiyah yang lahir 1348 H/1930 M.[34] yang mana dari nama ini hanya penisbaan dari nama pendirinya yakni Gurutta Asy. Syekh Haji Muhammad As’ad yang pemakaian nama ini resmi setelah Al marhum pendiri berpulang keharibaan yang Maha Kuasa dan kepemimpinan berada di tangan Gurutta H. Daud Ismail bersama Gurutta H. Muhammad Yunus Martan pada, 25 Sya’ban 1372 H. Yang bertepatan dengan 9 mei 1953.[35] Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang yang sudah teruji kapabilitas dan kreadibilitasnya dalam pelaksanaan proses pendidikan sebagai nilai aktualisasi dan realisasi pencerdasan putra bangsa selama ± 40 tahun memberikan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa.Adapun latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang adalah sebagai berikut :
- Karena Pondok Pesantren As’adiyah yang sudah di kenal di masyarakat baik ajarannya maupun pengabdiannya pada perkembangan agama Islam, maka masyarakat menginginkan adanya tingkatan pendidikan yang lebih tinggi agar pengetahuan agama lebih meningkat lagi, jadi keberadaan Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang untuk memenuhi tuntutan masyarakat Islam.[36]
- Perkembangan pendidikan dan kemajuan teknologi semakin hari semakin meningkat, maka untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman maka pengurus dan pendiri As’adiyah mengambil sikap untuk mendirikan Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang.[37]
- Untuk memenuhi keinginan masyarakat tentang pendidikan agama, pengurus Besar As’adiyah membuka cabang-cabang di daerah, sehingga untuk memenuhi tenaga pendidik di cabang-cabang maka perlu adanya tingkatan yang dibina untuk dipersiapkan menjadi tenaga pendidik. Dengan pertimbangan tersebut maka didirikanlah tingkatan Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang serta melihat banyaknya santri As’adiyah yang telah tamat dari Madrasah Tsanawiyah dari pondok Pesantren As’adiyah yang tamat setiap tahun dan masih ingin menimba ilmu Agama di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang.[38]
- Dalam perkembangan selanjutnya, Pada tahun 1993, Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo menghibahkan tanah seluas 100 ha kepada Pondok Pesantren As’adiyah yang berlokasi di Macanang, Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo. Di lokasi itu, yang sekarang menjadi Kampus III, telah dibangun beberapa gedung untuk asrama santri, kelas, dan kantor. Bangunan-bangunan di Kampus III ini mulai dimanfaatkan pada tanggal 30 Agustus 1998. Namun dengan perkembangan Pondok Pesantren ini, terutama dalam tahun-tahun terakhir, sangat dirasakan kurangnya ruang belajar, dan terlebih lagi asrama untuk santri.[39]
Berdasarkan dari uraian diatas dapat dipahami bahwa berdirinya Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang karena pondok pesantren as’adiyah dikenal oleh masyarakat dengan ajarannya maupun pengabdiannya terhadap perkembangan agama Islam sehingga masyarakat menginginkan adanya tingkatan pendidikan yang lebih tinggi agar pengetahuan agama lebih meningkat lagi.
Madrasah Aliyah Putra As’adiyah pusat Sengkang pertama didirikannya hanyalah merupakan lembaga yang berbentuk pengajian khalakah yang santri terdiri dari putra dan putri hanya saja pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dipisahkan oleh tabir, namun akhirnya di pisahkan menjadi dua yaitu; Madrasah Aliyah putra yang ditempatkan di JL. Veteran Kelurahan Lapongkoda kecamatan Tempe dan Madrasah Aliyah putri di Mesjid Jami Jl. K. H. M. As’ad Kelurahan Siengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo.
Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang akhirnya di pindahkan ke salah satu Kelurahan di Kec. Majauleng, yakni di Macanang karena pertimbangan perkembangan kualitas agar pesantren As’adiyah lebih eksis pada komitmen pendirinya. Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang di Macanang sekarang teletak di tengah-tengah perkampungan masyarakat yang berdiri sejak tahun 1955 sampai saat ini tetap konsisten mengembangkan dan melaksanakan pengajaran dalam konteks kurikulum nasional dengan wajah kepesantrenan.
Untuk memberikan gambaran Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang di Macanang, maka perlu dipaparkan visi dan misi-nya adalah sebagai berikut :
Visi :
Membentuk Kader Ulama dan Pemimpin yang :
– Beriman dan bertaqwa
– Berilmu pengetahuan,dan
– Dapat merealisasikan diri di era globalisasi
Misi :
– Mempersiapkan pengajian khalaqah
– Menciptakan kampus Islami yang berciri penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
– Mengaplikasikan keterampilan komputer kepada santri
– Pengembangan agrobisnis yang berbasis pontren
– Melahirkan NKB (nilai kualitas beragama) dikalangan santri.
Adapun lampiran profil Madrasah berdasarkan data yang berhasil diperoleh penulis sebagai berikut :
PROFIL MADRASAH
MADRASAH ALIYAH PUTRA AS’ADIYAH PUSAT SENGKANG
DI MACANANG KEC. MAJAULENG KAB. WAJO
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang
Nomor Statistik Sekolah : 312731302090
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kecamatan : Majauleng
Desa/Kelurahan : Macanang
Jalan dan Nomor : Jl. As’adiyah No.
Kode Pos : 90991
Telpon : –
Fax : –
Daerah : Pedesaan
Status Sekolah : Swasta
Akreditasi : Disamakan
Surat Keputusan / SK : Nomor 43 Tahun 2002
Penerbit SK ditandatangani oleh : An. Kepala Seksi Pengurais Provinsi
Tahun Berdiri : Tahun 1955
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
Lokasi Sekolah : Macanang
Jarak ke Pusat Kecamatan : 20 KM
Jarak ke Pusat Otoda : 30 KM
Terletak pada Lintasan : Desa
Jumlah Keanggotaan Rayong : 25 Sekolah
Organisasi Penyelenggara : Yayasan.[40]
- B. Keadaan Guru dan Siswa
- 1. Keadaan Guru
Guru adalah salah-satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah-satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transefer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya[41].
Jadi guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru yang profesional bukan hanya bertugas untuk mengajar atau mentrasfer ilmu saja akan tetapi bertanggung jawab mulai dari mengajar, mendidik sampai kepada membimbing demi masa depan anak didiknya. Mengingat beratnya tugas yang dipikul oleh seorang guru disamping sebagai pendidik juga segai panutan sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa ’’ guru adalah pahlawan tanpa jasa ’’. Kalau kita melihat disektor pendidikan khususnya pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang di Macanang guru yang ada pada sekolah tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik meskipun masih terdapat celah yang perlu diperbaiki agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik demi peningkatan prestasi siswa.
Setelah penulis menguraikan tentang peranan dan tugas guru maka penulis akan mengemukakan keadaan tenaga pengajar/guru pada Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo berdasarkan data yang berhasil diperoleh penulis sebagaimana dalam bentuk tabel berikut :
TABEL I
Keadaan Kepala Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
NO
|
NAMA
|
JENIS KELAMIN
|
JABATAN
|
STATUS
|
STATUS GURU
|
MULAI KERJA
|
L/P
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
K.H. Hamzah Manguluang
|
L
|
Kamad
|
Kawin
|
GY
|
1953-1973
|
2
|
K.H. Abdullah Maratang
|
L
|
Kamad
|
Kawin
|
GY
|
1973-1980
|
3
|
Drs. K.H. Abu Nawas Bintang
|
L
|
Kamad
|
Kawin
|
PNS
|
1980-2007
|
4
|
Drs. H.M.Idman Salewe,M.Th.I
|
L
|
Kamad
|
Kawin
|
PNS
|
2007-Sekarang
|
Sumber data : A.G. Drs. K.H. Abu Nawas Bintang tanggal 29 Juli 2011 di Sengkang.
TABEL II
Keadaan Guru Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
NO
|
NAMA
|
JENIS KELAMIN
|
JABATAN
|
STATUS
|
STATUS GURU
|
MULAI KERJA
|
L/P
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
KM. Nurdin Maratang, S. Ag
|
L
|
Kamad
|
Kawin
|
PNS
|
01/01/ 2007
|
2
|
Drs. Katsir Mahmud
|
L
|
Wakamad
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 1993
|
3
|
Drs. Ambo Asse
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 1995
|
4
|
Drs. M. Darja, S. Pd
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2007
|
5
|
Sri Rahmayana Syam,SH,S.PdI
|
L
|
Wakamad
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 1988
|
6
|
H. Amiruddin Mahmud, Lc
|
P
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2001
|
7
|
KM. Abd. Waris Ahmad, S. HI
|
L
|
Wali Kelas
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 2002
|
8
|
Drs. M. Idris Malik
|
L
|
Wali Kelas
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 2006
|
9
|
St. Nawiyah
|
L
|
Wakamad
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 2002
|
10
|
Muh. Alwi Bintang, S. Ag
|
P
|
Bendahara
|
Kawin
|
PNS
|
01/01/ 2005
|
11
|
Ampellang, S. Pd
|
L
|
Wakamad
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 2002
|
12
|
Drs. H. Abd. Rahman Tjatjo
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2010
|
13
|
Drs. Alimuddin Saggaf, M. Ag
|
L
|
Wali Kelas
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 1987
|
14
|
Landahi Medu, Sm. Hk
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 1994
|
15
|
Pammusureng, S. Pd
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 1986
|
16
|
Drs. KM. Suyuti Gaffar
|
L
|
Wkmd/WK
|
Kawin
|
PNS
|
01/01/ 2007
|
17
|
Mulhayamin, S. Pd
|
L
|
|
Kawin
|
GY
|
01/01/ 2001
|
18
|
H. Hasan Basri, Lc
|
P
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2006
|
19
|
Mursalim, S. Pd
|
L
|
Wali Kelas
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2006
|
20
|
Muh. Ali, BA
|
L
|
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2007
|
21
|
Abd. Rahim, S. Pd
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 1988
|
22
|
Andi Burhanuddin, S. Pd
|
L
|
Wali Kelas
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2008
|
23
|
Dra. Marwiyah, S. Pd
|
L
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2009
|
24
|
KM. Agus, S. PdI
|
P
|
|
Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2009
|
25
|
KM. Sakaria
|
L
|
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2007
|
26
|
KM. Syamsu Rijal
|
L
|
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2009
|
27
|
Agus, A. Md
|
L
|
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/ 2009
|
28
|
Askarmis Rudini
|
L
|
Ka. TU
|
B.Kawin
|
PTT
|
01/01/ 2008
|
29
|
Irvan Jaya
|
L
|
Staf TU
|
B.Kawin
|
PTT
|
01/01/ 2009
|
30
|
Hamzah, S.Hi
|
L
|
Lab.Komp
|
B.Kawin
|
GTT
|
01/01/2008
|
Sumber data : TU Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang TA 2010/2011 tanggal 01 Juni 2011 di Macanang.
- 2. Keadaan Siswa
Siswa yang disekolahkan adalah amanah yang dititipkan orang tuanya agar anaknya diasuh dan dibina supaya menjadi pintar. Karena itu sebagai pihak penyelenggara termasuk para guru harus menjaga dan menjalankan amanah tersebut.[42] Dalam proses belajar siswa memegang peranan penting dalam pendidikan. Karna tanpa ada siswa proses belajar mengajar tentunya tidak akan berlangsung dengan baik. Guru dan siswa adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah proses pendidikan, yakni belajar mengajar. Seorang siswa belajar dan menggali ilmu dari seorang guru, demikian pula sebaliknya, seorang guru haruslah membimbing sang murid dengan hati ikhlas dan niat yang tulus. Hakikatnya, guru adalah khalifah bagi para muridnya. Guru adalah cahaya yang memberi sinar terhadap para siswa didik yang masih buta akan ilmu. Guru adalah pahlawan tertinggi kedudukannya di mata Allah Swt. Guru dapat mengubah seseorang yang bodoh menjadi pintar, dari seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Sementara siswa adalah peserta didik yang memang sepatutnya patuh terhadap setiap nasehat yang diberikan oleh guru. Apabila kita dapat memahami hakikat seorang guru dan siswa ini semua, Indonesia tentu akan maju dalam segala bidang, terutama pendidikan. Dengan prestasi pendidikan yang gemilang, bangsa Indonesia akan menjelma menjadi bangsa yang dihormati, disegani dan bermartabat dalam dunia internasional.
Kuantitas siswa bagi suatu sekolah sangat menunjang untuk peningkatan mutu sekolah tersebut, karena kuantitasnya, siswa merupakan pelengkap yang paling utama untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional serta menciptakan generasi-generasi intelektual dimasa mendatang. Makin banyak siswa makin banyak peluang untuk melahirkan cendikiawan yang akan meneruskan dan mencerdaskan bangsa, meneruskan cita-cita kemerdekaan dan mangaktualisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam.
Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang adalah salah satu lembaga formal yang bergerak dibidang ilmu-ilmu keagamaan dimana didalamnya ada guru dan siswa yang merupakan faktor yang menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Guru sebagai pendidik siswa sebagai peserta didik. Jadi guru dan siswa adalah satu kesatuan dalam proses pendidikan. Masing-masing berperan dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Guru dan siswa sama-sama memiliki hak dan kewajiban. Hak seorang guru adalah mengajarkan ilmunya, sedangkan kewajiban seorang guru adalah mentransformasikan ilmu yang dimilikinya dengan metode mengajar yang multikompleks. Guru berhak mendapatkan kesejahtaeraan yang layak setelah segala kewajibannya telah dia penuhi. Hak seorang siswa adalah mendapatkan bimbingan dan pelayanan prima dari guru. Sedangkan kewajiban siswa yang utama adalah belajar.
Dengan demikian siswa adalah salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran. Sebab relevan dengan uraian diatas bahwa siswa atau anak didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa atau peserta didik itu akan menjadi faktor “penentu”, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.[43]
Setelah penulis mengemukakan tentang peserta didik/siswa, dibawah akan dipaparkan keadaan siswa Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang sebagai berikut :
TABEL III
Keadaan Siswa di Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
NO
|
KELAS
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
KET.
|
L
|
P
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
X1
X2
XI MAK
XI IPA
XII MAK
XII IPA
XII IPS
XII BAHASA
|
28
20
27
11
18
14
7
9
|
–
–
–
–
–
–
–
–
|
28
20
27
11
18
14
7
9
|
|
JUMLAH :
|
134
|
–
|
134
|
|
Sumber data : TU Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang TA 2010/2011 tanggal 01 Juni 2011 di Macanang.
Melihat dari keterangan table diatas jumlah siswa Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang secara keseluruhan sebanyak 134 siswa.
- C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang memanfaatkan fasilitas fisik untuk menghasilkan perubahan, baik dalam aspek fisik, mental serta emosional. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses pendidikan berkelanjutan yang memanfaatkan aspek fisik untuk menghasilkan perubahan. Kesimpulannya bahwa sarana dan prasarana adalah semua yang menunjang segala kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dari uraian diatas dapat kita pahami sarana dan prasarana memegang peranan yang sangat penting dalam kelancaran proses belajar mengajar dan peningkatan prestasi akademik siswa.
Setelah penulis menguraikan sedikit tentang apa itu sarana dan prasana ? maka berikut penulis akan mengemukakan keadaan sarana dan prasarana pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo berdasarkan data yang berhasil diperoleh penulis dalam bentuk tabel sebagaimana berikut:
TABEL IV
Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang di Macanang Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo
NO
|
JENIS SARANA
|
UNIT / JUMLAH
|
KEADAAN
|
Ket.
|
BAIK
|
RUSAK DAPAT DIPERBAIKI
|
RUSAK TIDAK DAPAT DIPERBAIKI
|
(A)
|
I. SARANA KANTOR
|
|
|
|
|
|
1
|
Komputer
|
18
|
18
|
|
|
|
2
|
Mesin Ketik
|
3
|
2
|
1
|
|
|
3
|
Mesin Stensil
|
1
|
|
1
|
|
|
4
|
Mesin Hitung
|
|
|
|
|
|
5
|
Mesin Jahit
|
|
|
|
|
|
6
|
Kulkas
|
1
|
1
|
|
|
|
7
|
Radio
|
|
|
|
|
|
8
|
Televisi
|
2
|
|
|
|
|
9
|
Brangkas
|
1
|
|
|
|
|
(B)
|
SARANA KENDARAAN
|
|
|
|
|
|
1
|
Kendaraan Roda empat
|
1
|
1
|
1
|
|
|
(C)
|
III.SARANA/MOBILER
|
|
|
|
|
|
1
|
Meja Kepala Sekolah
|
1
|
1
|
|
|
|
2
|
Kursi Kepala Sekolah
|
1
|
1
|
|
|
|
3
|
Meja Guru
|
16
|
12
|
4
|
6
|
|
4
|
Kursi Guru
|
16
|
11
|
|
|
|
5
|
Meja Pegawai TU
|
2
|
2
|
|
|
|
6
|
Kursi Pegawai TU
|
2
|
2
|
|
|
|
7
|
Meja Siswa
|
113
|
86
|
24
|
13
|
|
8
|
Kursi Siswa
|
340
|
280
|
20
|
40
|
|
9
|
Lemari
|
8
|
|
4
|
4
|
|
10
|
Filing Cabinet
|
|
|
|
|
|
11
|
Kursi Tamu
|
2 Set
|
|
4
|
|
|
Sumber data : TU Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang TA 2010/2011 tanggal 01 Juni 2011 di Macanang.
BAB IV
PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA IMPLIKASINYA
- A. Peranan Manajemen kelas dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran pada Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang
Proses pembelajaran merupakan proses membantu siswa dalam belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.Seorang guru dapat dikatakan telah melakukan pembelajaran apabila guru tersebut mampu menciptakan perubahan perilaku peserta didiknya sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran tersebut.Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar dengan perubahan perilaku peserta didik.Artinya, proses pembelajaran itu memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik
Menurut H. M. Idman Salewe, bahwa Perubahan perilaku peserta didik dapat terjadi apabila seorang guru mampu menciptakan manajemen kelas yang baik. Perubahan perilaku peserta didik tidak akan terjadi apabila guru hanya sekedar memindahkan pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik melalui proses pembelajaran.Informasi dan pengetahuan dapat diperoleh peserta didik bukan hanya dari guru di sekolah, mereka dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dari sumber lain termasuk mengaksesnya dari internet.Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dapat diterima peserta didik bukan hanya proses pembelajaran sepihak dari guru kepada peserta didik, melainkan lebih kepada makna pembelajaran itu sendiri serta sarana melatih peserta didik untuk menemukan sendiri apa yang mereka pelajari.[44]
Dampak yang terjadi pada peserta didik, baik itu dampak positif maupun dampak negatif terjadi karena proses interaksi antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan lingkungan, antara peserta didik dengan iklim atau suasana belajar yang dikembangkan.Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian tujuan.Dengan demikian, jelaslah bahwa upaya sistimatis yang berkaitan dengan pengembangan lingkungan belajar diciptakan agar tujuan pembelajaran tercapai.Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan juga sebagai dampak dari proses pembelajaran.
Dilihat dari kacamata tugas guru, dalam pembelajaran menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu mengajar dan manajemen.Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan.Mendiagnosis kebutuhan peserta didik, perencanaan pengajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan peserta didik merupakan suatu paket contoh beberapa kegiatan mengajar.Sedangkan kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegiatan mengajar dan manajerial menurut Nurdin Maratang, merupakan dua kegiatan yang sulit sekali untuk dipisahkan atau ditarik pemisah yang tegas.Kedua hal tersebut menyatu menjadi satu yang sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.Namun demikian, guru hendaknya paham mana persoalan mengajar dan persoalan manajerial.Perencanaan pengajaran yang baik dan cukup menarik tidak akan dapat memecahkan masalah peserta didik yang menarik diri, sebab sikap peserta didik yang menarik diri ini disebabkan karena penolakan dari teman-temannya terhadap dirinya.[45]
Manajemen kelas pada dasarnya adalah sebuah proses keseluruhan kegiatan bersama yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai visi dan misi sekolah. Salah satu komponen untuk mendukung pencapian visi misi sekolah adalah mengoptimalkan manajemen kelas. Manajemen kelas dengan pengelolaan pembelajaran ada sedikit perbedaan. Pengelolaan pembelajaran lebih terfokus kepada bagaimana perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan manajemen kelas lebih kepada bagaimana mengoptimalkan segala potensi-potensi yang mendukung pembelajaran baik SDM dan SDA ataupun lingkungan internal serta lingkungan ekternal dikelola secara terorganisir demi terciptanya suatu kualitas pembelajaran yang maksimal
Perencanaan pengajaran adalah persoalan mengajar, sedangkan perilaku penolakan dan menarik diri adalah persoalan manajemen kelas yang menghendaki pemecahan manajerial.Dengan demikian jelaslah bahwa manajemen kelas adalah prasarat dan sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Dalam proses belajar di kelas dibutuhkan adanya manajemen kelas. Pengajaran dan manajemen kelas merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Pengajaran bermakna usaha untuk mencapai tujuan instruksional, sedangkan manajemen kelas berarti usaha mewujudkan kondisi belajar yang optimal/berkualitas atau sebagai sarana penunjang keberhasilan belajar. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa manajemen kelas sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan mutu pembelajaran.[46]
Pengajaran di dalam kelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien jika ditunjang dengan kondisi kelas yang baik. Usaha untuk menciptakan kondisi kelas yang sempurna adalah manajemen kelas yang teratur, sebaliknya jika pengajaran tidak ditunjang dengan kondisi belajar yang baik, maka pengajaran tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.[47]
Salah satu faktor dalam peningkatan kualitas mutu pembelajaran adalah manajemen kelas secara efektif. Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Kelas adalah kelompok kerja yang yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas yang diarahkan oleh guru.
- Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
- Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar.
- Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasioleh usaha guru dalam membimbing mereka dikelas dikala belajar.
- Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggotaa-anggota di dalam kelas.
- Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.[48]
Dari pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa dalam melangsungkan pelaksanaan manajemen kelas sangat dibutuhkan berbagai ilmu dan pemahaman serta kecakapan dalam penerapannya, maka dari itu seyogyanya sebagai tenaga guru khususnya dalam menerapkan manajemen kelas agar hasilnya maksimal maka harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kelas, misalnya dapat memahami tentang hakikat kelas dan besar kecilnya kelompok yang tergolong di dalamnya.
Secara umum peranan manajemen kelas dalam proses belajar bengajar adalah dapat menciptakan susana belajar yang kondusif, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru dalam memanajemen kelas, indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Menurut M. Darja Nganro bahwa manajemen kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas, sehingga pembelajaran dapat bermutu pelaksanaannya[49] Sedangkan menurut pengertian baru dikemukakan oleh Made Pidarta bahwa “pengelolan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas”.[50] Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem organisasi sehingga siswa dapat memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya pada tugas-tugas individual.
Menurut Sudirman N, dkk. pengelolaan kelas adalah “upaya mendayagunakan potensi kelas”, dijelaskan lagi oleh Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa:
Manajemen kelas diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.[51]
Definisi di atas, sejalan dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa:
Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[52]
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan atau mempertahankan kondisi yang optimal, dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Secara umum manajemen kelas dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang dapat memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Penerapan manajemen kelas produknya dinamis sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan manajemen kelas antara lain:
- Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien;
- Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya;
- Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas untuk perbaikan pengajaran pada masa mendatang.[53]
Menurut Sudirman dkk, tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu meningkatkan proses belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi siswa.
Sedangkan Suharsini Arikunto, mengatakan bahwa tujuan manajemen kelas adalah “agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.[54] Sebagai indikator dalam sebuah kelas yang tertib apabila:
- Sikap anak terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang berkeliaran karena alasan tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan oleh guru;
- Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar dapat menyelesikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tujuan, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan selalu mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.[55]
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan kondisi suatu kelas menjadi lingkungan belajar yang baik sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai baik pula. Sedangkan tujuan manajemen kelas itu merupakan faktor demi tercapainya tujuan pengajaran.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
- B. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Kelas di Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang
Menurut H. M. Idman Salewe bahwa Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik.[56]
Dalam proses belajar mengajar, kemampuan guru dalam menempatkan dirinya selaku sentral pengajar bagi siswa di sekolah, merupakan penentu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu, seyogyanya seorang yang memiliki profesi guru butuh akan implikasi dan konsekuensi jabatan terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Maka salah satu implikasi tersebut adalah guru dituntut dapat menerapkan manajemen pengelolaan kelas secara profesional.
Penerapan manajemen kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan. Maka dari itu sangat dituntut kepada setiap tenaga pengajar agar dapat meningkatkan pemahaman dan kecakapan mereka dalam mengelola kelas guna memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. Karena sangat disadari dalam penerapan manejemen kelas tidak semudah yang kita bayangkan selama ini, karena pada umumnya setiap kelas atau kelompok yang kita hadapi memiliki perbedaan sangat berarti yang membutuhkan kemampuan guru dalam membaca dan memahami kondisi yang ada, baik dari unsur siswa maupun unsur suasana belajar. Adanya kemungkinan hambatan yang akan dihadapi guru dalam mengelola kelas, bukan berarti mereka harus jenuh dan diam bermasa bodoh dengan adanya masalah tersebut. Mereka terus berupaya meningkatkan keprofesioanalan mereka dalam melaksanakan profesinya. Faktor yang berpengaruh terhadap manajemen kelas adalah guru, siswa dan lingkungan sekitar, jika guru dapat menguasai kelas, siswa memahami pelajaran, dan lingkungan mendukung maka manajemen kelas berlangsung[57]
Maka,sangat perlu dipahami bahwa setiap kelompok atau kelas dalam bentuk yang besar, maka secara mutlak terkumpul berbagai karakteristik siswa yang beragam dan bervariasi. Kevariasian yang dimiliki melahirkan perilaku yang bervariasi pula, dengan demikian akan menimbulkan berbagai macam masalah.
Pendapat tersebut di atas, mirip dengan pendapat Pidarta,sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen kelas:
- Kurang kesatuan, dengan kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
- Tidak ada standar prilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi ke sana ke mari, dan sebagainya.
- Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh, dan sebagainya.
- Kelas metoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya ialah menerima dan mendorong prilaku siswa yang keliru.
- Mudah mereaksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
- Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
- Tidak mampu menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan sebagainya.[58]
Dari masalah yang dimiliki dalam kelompok besar itu, menjadi tugas guru dalam mengatur dan memainkan perannya sebagai sumber belajar siswa, agar segala tujuan proses belajar mengajar yang berlangsung dapat mencapai hasil yang maksimal.
Munculnya variasi prilaku yang terjadi pada diri peserta didik disebabkan dengan adanya beberapa faktor utama, yaitu:
- Karena pengelompokan (pandai, sedang, bodoh). Kelompok yang bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan, dan apatis;
- Dari karakteristik individual, seperti perbedaan kemampuan, tidak ada kepuasan, atau latar belakang ekonomi rendah yang berpengaruh terhadap kemampuan;
- Kelompok yang pandai akan terhalang oleh teman-temannya yang tidak mampu seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini menuntut norma sendiri yang terkadang tidak sesuai dengan harapan sekolah;
- Dalam latihan diharapkan semua siswa tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau ada interaksi terkadang mereka tegang dan cemas;
- Dari organisasi kurikulum tentang team teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru ke guru yang lain dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain.[59]
Pelaksanaan pengajaran selayaknya berperan pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri.
Jadi pada dasarnya manajemen kelas dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
- a. Faktor Guru
Faktor guru adalah salah satu penghambat atau faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang seprti yang kami temukan di lokasi penelitian bahwa ada sebagian guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri dalam artian ada guru yang mengajar memiliki perhatian yang maksimal kepada siswa ada juga yang memiliki perhatian yang sangat minim pada waktu melaksanakan pengajaran, Seiring dengan uraian di atas sebagian siswa mengemukakan bahwa kurangnya perhatian guru kepada siswa serta kurangnya kedisiplinan dalam proses pembelajaran itu disebabkan karena rata-rata guru yang mengajar berdomisili di kota Sengkang setiap harinya guru harus menempuh perjalanan ± 30 atau 40 menit dari kota ke kampus II Macanang.
Dari uraian ini kita dapat menarik suatu jawaban bahwa upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran yaitu sekiranya guru harus memberikan perhatian kepada siswa serta harus meningkatkan kedisiplinan dalam proses pembelajaran dalam hal ini menertibkan jam-jam pelajaran sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan pada madrasah tersebut.
Muhammad Ali yang mengutip pendapat Dianna Lapp, dalam bukunya “Teaching style” bahwa Gaya mengajar mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan, yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep-konsep yang digunakan, serta kurikulum yang dilaksanakan.
b. Faktor Siswa
Faktor siswa turut mempengaruhi penerapan manajemen kelas seperti yang penulis temukan dilokasi penelitian itu disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik siswa jadi guru harus lebih jeli dalam memperhatikan dan mengkondisikan waktu yang ada dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Olehnya itu karena Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan-kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan maupun kecakapan yang peroleh dari hasil belajar. Adapun yang dimaksud dengan kepribadian dalam tulisan ini adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu yang bersifat menonjol, yang membedakan dirinya dengan orang lain.
c. Faktor Kurikulum
Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa. Dengan kata lain aktivitas sebuah kelas sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang dipergunakan di sekolah.
Seperti halnya di Madrasah Aliyah putra As’adiyah pusat Sengkang yang kurikulumnya dirancang secara tradisional dalam artian sejumlah materi pengetahuan dan kebudayaan hasil masa lalu yang harus dikuasai murid untuk mencapai suatu tingkat tertentu, yang akan menciptakan aktivitas kelas berlangsung secara statis, namun karena sebagian siswa dan guru tidak terlalu menanggapi hal itu dengan alasan kurikulum yg seharusnya kita pergunakan di Madrasah ini disesuaikan dengan waktu dan kondisi jaman sekarang ini yang berbaur dengan perubahan-perubahan global yang berdasarkan pancasila.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Gabungan dengan keempat faktor di atas, maka penulis berpendapat bahwa guru memegang peranan penting menciptakan situasi, sehingga proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Berbagai macam perubahan yang terjadi, yang disebabkan oleh keempat faktor tersebut sepatutnya dapat terbaca oleh guru, sehingga guru dapat menyesuaikan pola interaksinya dengan siswa sesuai dengan situasi yang dihadapinya itu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan uraian secara terperinci tentang masalah-masalah yang sesuai dengan topik pembahasan. Maka tibalah pada uraian terakhir ini penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Peranan manajemen kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran adalah dapat menciptakan susana belajar yang kondusif, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
- Faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen kelas secara umum ada empat yaitu pertama, faktor guru yang meliputi tipe kepemimpinan guru, gaya mengajar guru yang monoton, kepribadian guru, pengetahuan guru, dan pemahaman guru tentang siswa. kedua, faktor siswa. ketiga, faktor kurikulum. dan yang keempat faktor lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan setelah memperhatikan hasil-hasilnya. Maka penulis menyarankan dan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
- Kepada tenaga guru untuk terus meningkatkan keprofesionalannya dalam melaksanakan profesinya, sebagai guru khususnya dalam menerapkan manajemen kelas, guna pencapaian tujuan pendidikan yang maksimal.
- Kepada setiap peserta didik, agar selalu meningkatkan semangat belajarnya guna pencapaian prestasi belajar demi tercapainya cita-cita yang diinginkan.
- Bagi pemerintah Kabupaten Wajo yang menangani masalah rekrutmen tenaga pengajar, disarankan agar dalam mengangkat tenaga pengajar hendaknya memperhatikan kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing calon pendidik karena hal ini sangat membantu dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim.
Agustin, Risa. Kamus Ilmiah Populer. Cet. I; Surabaya: Serba Jaya, t.th
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas. Cet. II; Jakarta: CV. Rajawali, 1988
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Cet. IV; Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993.
Sukarta, Abdullah. Manajemen Madrasah Aliyah. Cet. I; Proyek Pembinaan Perguruan Agama Islam Tingkat Menengah: Jakarta, 1998.
Ahmadi, Abu. Joko, Tri Prasatya. Strategi Belajar Mengajar. Cet. I; Semarang: CV. Pustaka Setia, 1997.
Agama, Departemen . Al-Qur’an dan Terjemahannya. Ed., Baru; Jakarta: Surya Cipta Aksara, 1993.
D, Clarence, Kelly. Mentoring For Manager. Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
————-. Strategi Belajar Mengajar. Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
————-.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Cet. VII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Gaspersz, Vincent, MS. Sistem Informasi Manajemen. Cet. II; Bandung: CV. ARMICO, 1988.
Hafidhuddin, Didin. Manajemen Syariah dalam Praktik. Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Cet. I; Bandung; PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2002.
Poerdarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching. Cet. I; Jakarta: PT.Ciputat Press, t.th
Suprapto, Tommy, M.S. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Cet. I; Yogyakarta: MedPress, 2009.
Sudirman N. dkk. Ilmu Pendidikan. Cet. IV; Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
Sukarta, Abdullah. Manajemen Madrasah Aliyah. Cet. I; Proyek Pembinaan Perguruan Agama Islam Tingkat Menengah: Jakarta, 1998.
Suryobroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Cet. I; Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1997.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. II; Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.
[1] Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik (Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 1.
[2] Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Ed., Baru; Jakarta: Surya Cipta Aksara, 1993), h. 928.
[3] W.J.S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka, 1985), h. 735.
[4] Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen (Cet. II; Bandung: CV. Armico, 1988), h.16.
[5] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Cet. VII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 345.
[7] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 57.
[8] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial (t.c; Bandung; Alumni, 1983), h. 28.
[10] Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan R dan D, (Cet. III; Bandung: Alfabet), h. 100
[11] Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Cet. VII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 52
[12] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. II. Cet. III, Jakarta : Balai Pustaka 2002.
[14] Jhon M. Echols dan Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia (Cet. XXIV; Jakarta: PT. Gramedia, 2000), h. 372.
[15] George.R.Terry dan Leslie W.Rue, Dasar-dasar Manajemen (Cet. X; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 1.
[16] Syaiful bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 196.
[18] Syaiful Bahri Djamara, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 176.
[20] Cece Wijaya, dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), h. 113.
[22] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit., h. 177.
[24] Cece Wijaya, op.cit., h. 114.
[25] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit., h. 178.
[26] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan kelas dan Siswa (Cet. II; Jakarta: CV. Rajawali, 1988), h. 68.
[27] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op. cit., h. 179-181.
[31] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 174.
[32] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op. cit., h. 204-205.
[34] Muh. Yunus Pasanreseng, Sejarah Lahir dan Pertumbuhan Pondok Pesantren “As’adiyah” Sengkang (Cet. 1; Sengkang: Pengurus Besar As’adiyah , 1992) h. 25
[36] Abd. Rahman Tjatjo, Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah As’adiyah Putra Sengkang, agustus 2009, (Tesis) h. 93
[40] Agus, A.Md, TU Madrasah Aliyah Putra As’adiyah Pusat Sengkang TA 2010/2011 tanggal 01 Juni 2011 di Macanang.
[41] Sardiman A.M., Op. Cit., h. 123
[42] Abdul Manan Muis, Siswa adalah Amanah, (29 August 2009 09:13) diakses, www.google.com : tanggal 24-05-2011
[43] Sardiman A.M., Op. Cit., h. 109
[44] H. Idman Salewe, Kepala Madrasah Aliyah Putera As’adiyah Pusat Sengkang, Wawancara tanggal 19 Juni 2011
[45] Nurdin Maratang, Guru Madrasah Aliyah Putera As’adiyah Pusat Sengkang, Wawancara tanggal 19 Juni 2011
[46] Alimuddin Saggaf, Guru Madrasah Aliyah Putera As’adiyah Pusat Sengkang,Wawancara tanggal 19 Juni 2011
[47] Mursalim, Guru Madrasah Aliyah Putera As’adiyah Pusat Sengkang,Wawancara tanggal 19 Juni 2011
[48] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006), h. 214-215.
[49] M. Darja Nganro, Guru Madrasah Aliyah Putera As’adiyah Pusat Sengkang, Wawancara tanggal 19 Juni 2011
[50] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit., h. 177.
[51] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit., h. 177.
[53] Cece Wijaya, op.cit., h. 114.
[54] Syaiful Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 200.
[56] Drs. M.Idman Salewe, Kepala MA Putra As’adiyah Pusat Sengkang, Wawancara, tanggal 17 Juli 2011
[57] KM.Nurdin Maratang,S.Ag, Guru MA Putera As’adiyah Pusat Sengkang, Wawancara, tanggal 15 juli 2011
[58] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 196.